Lakukan di Rumahnya
Lokasi adalah kunci yang penting. Jika kamu telah menjalani hubungan dengan si dia selama enam bulan, putus secara langsung dengan bertatap muka adalah cara terbaik. Dia berhak untuk melihat mata kamu secara langsung agar dia tahu bahwa keputusan ini juga sangat sulit untuk kamu.
Proses putus tidak mungkin tidak diwarnai dengan beradu argumen, menangis, dll. Jangan buat dia menangis di restoran. Dia tidak akan suka, jadi jangan lakukan itu. Carilah tempat yang sepi.
Cari Waktu yang Tepat
Jangan memutuskan dia saat dia sedang berkabung. Jangan memutuskan dia setelah dia dipecat dari pekerjaannya. Jangan memutuskan dia setelah dia mengucapkan dia mencintaimu. Ada banyak hal yang “tidak boleh” kamu lakukan, jadi waktu yang paling tepat: sore hari (jadi jika si dia ingin pergi menenangkan diri, dia bisa bertemu dan keluar bersama dengan teman-temannya), setelah si dia tenang, dan setelah melewati situasi penting lainnya.
JANGAN PERNAH BERKATA “Ini Bukan Salahmu, Tapi Ini Memang Salahku”
Jangan ucapkan kata-kata basi seperti “ini bukan salahmu, tapi ini memang salahku”. Jika ada alasan tertentu mengapa kamu ingin putus, sampaikan dengan jelas dan jangan bertele-tele. Mengatakan kalau kamu tidak bisa mempercayainya karena dia selingkuh atau kamu lebih memilih orang lain adalah alasan yang lebih mudah dipahami untuk putus. Sampaikan alasanmu dan selesaikan semuanya saat itu juga.
Jika alasan putusmu tidak jelas, ini salah satu alasan yang cukup jelas yang bisa kamu gunakan dan lebih bisa diterima: “Maaf, tapi aku ingin sendiri dulu sekarang. Ini bukan waktu yang tepat untuk aku untuk berkomitmen dalam suatu hubungan”. Bukan berarti “kamu tidak pantas untukku” atau “aku tidak pantas bersamamu.” Ini adalah masalah waktu yang tidak tepat dan kamu sedang tidak ingin memiliki hubungan. Pasanganmu akan lebih memahami alasan yang seperti itu.
Kamu memang tidak perlu bertanggung jawab atas reaksi orang lain saat putus, tapi cobalah membuat seseorang tidak terlalu merasa sakit hati saat diputus.